Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, Fiqih, Hukum, Dakwah, Komunikasi, Sosial, Sains, Trending Topic

Tuesday 15 November 2016

Jangan Tertipu dengan Bakhil (Pelit)



Salah satu perkara yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung darinya adalah bakhil atau pelit. Pelit dalam agama Islam adalah mencegah memeberikan sesuatu yang seharusnya diberikan menurut ketentuan syari’at. Contohnya berat hati untuk mengeluarkan zakat, tidak mau bersedekah, malas menolong orang lain dengan harta yang dimilikinya, dan banyak lagi sebagainya.

Bakhil atau pelit adalah penyakit, itu sebab dari kebiasaan hidupnya yang akhirnya menjati karakter pada dirinya sehingga dia dikenal orang karena kebakhilannya atau pelitnya. Bakhil sangat berbahaya sebab bisa mematikan hati dan memupuk sifat serakah. Bakhil juga memangkas hak-hak orang lain yang semestinya diberikan. Oleh karena itu, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti agar menghindari sifat bakhil.

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًاى مُتْبَعٌ وَإِعْجَابَ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ


Tiga perkara yang merusak, yaitu bakhil yang dituruti, nafsu yang diikuti, dan ketakjuban seseorang terhadap diri sendiri. (HR. Al-Bazzar dan Abu Nu’aim)

Penyebab munculnya sifat bakhil/pelit pada diri manusia dikarenakan kecintaanya dia yang berlebihan terhadap harta. Manusia mengira bahwa harta adalah segala-galanya. Harta dicari dengan berbagai cara. Harta diidam-idamkan sebab dianggap akan mendatangkan martabat yang tinggi selama-lamanya. Allah swt berfiraman dalam surat Al-‘Adiyat ayat 8 :

وَإِنَّهُ لِحُبِّ خيْرِ لَشَدِ يْدٌ

Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta

Kebakhilan muncul karena manusia menganggap bahwa kebakhilan itu lebih baik untuknya. Jika dilihat sekilas memang demikian. Siapa yang bakhil pasti hartanya banyak karena hartanya selalu ditumpuk-tumpuk. Hartanya akan awet karena selalu dijaga dan tidak terpakai.




Namun semua ini hanya tipuan belaka. Bakhil sekali-kali tidak akan mendatangkan keuntungan bagi manusia. Kebakhilan justru akan menghancurkan hartanya dan membuat hidupnya resah. Memang hartanya seolah-olah awet, tetapi pasti ada ganjalan-ganjalan yang akan dia rasakan. Bisa jadi manusia berpikir hartanya awet, tatapi di sisi lain dia justru mengeluarkan banyak harta untuk kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya, tanpa disadari keluarganya berantakan, anak-anaknya berebut warisan, dan hal lain yang justru membuat hartanya habis.

Inilah bukti bahwa kebakhilan tidak akan berguna, firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 180 :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam sangat mewanti-wanti agar menghindari sifat bakhil, hal ini karena kebakhilan akan mendatangkan siksaan di neraka kelak. Harta yang di bakhilkan kelak akan dijadikan lempengan yang panas lalu disetrikakan pada lambung, dahi, dan punggungnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (QS. At-Taubah : 34)

يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ

Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (QS. At-Taubah : 35)

Inilah ancaman yamg besar dari Allah swt. Terhadap orang-orang yang bakhil. Ancaman ini berlaku bagi siapa saja yang memiliki sifat bakhil, tidak peduli dia oarng yang memiliki jabatan ketika di dunia, tidak peduli dia pernah menunaikan ibadah haji, maupun orang awam biasa.

Dengan begitu kita selaku ummat Islam yang rahmatan lil alamin menyadari bahwa harta yang kita miliki hanyalah dari Allah Swt. Bukan karena usaha kita semata. Usaha kita hanya sekedar perantara agar kita mendapatkan harta. Dengan menyadari bahwa harta yang kita miliki hanyalah dari Allah, maka kita jangan tertipu dengan bakhil (pelit).

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Jangan Tertipu dengan Bakhil (Pelit)

0 komentar:

Post a Comment