Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, Fiqih, Hukum, Dakwah, Komunikasi, Sosial, Sains, Trending Topic

Sunday 20 November 2016

Tamu Pintu Kebaikanmu

Terkadang ada orang yang suka bertamu dan ada orang yang tidak suka kedatangan tamu, namun dengan begitu kita sebagai seorang Muslim hendak berakhlak sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Tamu pintu kebaikan bagi pemilik rumah, bertamu juga menyebarkan kebaikan untuk dirinya.

Dalam membina hubungan baik sesama manusia sebagai makhluk social, agama Islam sangat menganjurkan untuk menghormati tamu. Dalam hal ini, sangat terang apa yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits riwayat Imam Bukhari :

وَمَنْ كَانَ يُؤْ مِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tamu.

Islam sangat menghormati tamu, maka tidak benar kalau ada suatu rumah milik seorang Muslim yang tidak boleh di masuki tamu. Penghormatan kepada tamu itu sangat penting, sebab tamu merupakan pintu kebaikan, dimana lewat tamu kebaikan kita akan tersebar.




Sebagai contoh, ada seseorang yang bertamu kepada saudaranya. Di sana dia dijamu dengan baik dan dilayani dengan baik sehingga dia merasa nyaman. Setelah dia keluar dari rumah saudaranya itu, tentu dia akan mengabarkan kepada orang lain perihal kebaikan dan keramahan pemilik rumah kepada tamunya, tersebarlah kebaikan lewat tamu yang berkunjung. Sebaliknya, ketika ada tamu ke rumah kita tidak dilayani dengan baik sehingga membuat tamu merasa tidak nyaman, maka keluarnya tamu dari rumah kita bisa menyebarkan perihal keburukan pemilik rumah terhadap tamunya. Di sini tamu akan membawa kesan masing-masing, membawa kesan yang baik juga bisa membawa kesan yang buruk.

Menghormati tamu juga sangat penting supaya terjalin keakraban dan terbinanya kerukunan. Bayangkan saja jika setiap tamu yang datang tidak dimuliakan, maka mereka akan menjauh, bahkan bisa membencinya. Ujung-ujungnya akan melahirkan kerusakan hubungan, baik hubungan kekerabatan maupun hubungan social.

Selain itu, dengan memuliakan tamu, kita pun akan dimuliakan. Sudah menjadi hukum yang pasti, bahwa siapa yang memuliakan pasti akan dimuliakan. Karena pada dasarnya manusia memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap sesama. Jika dia dihormati, maka dia akan berusaha menghormati.

Karena tamu bisa menjadi pintu tersebarnya kebaikan kita, sudah semestinya kita layani tamu dengan baik. Di antara bentuk melayani tamu yang baik sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah :

Pertama, menyambut kedatangan mereka meski sekedar mengucapkan selamat datang. Hal ini sebagaimana keterangan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, bahwasannya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi, beliau bersabda :

مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى

Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal

Kedua, menyediakan hidangan untuk para tamu. Hidangan atau makanan diusahakan yang terbaik, tetapi kalau tidak mampu maka semampunya saja. Dalam hal ini, Allah Swt telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamunya :

فَرَاغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan".
(QS. Adz-Dzariyat : 26-27)

Ketiga, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa agar makanan yang kita hidangkan menjadi makanan yang berkah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan demikian dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi :

لَا تُصَا حِبْ إِلّاَ مؤْمِنًا وَلَا يأكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ

Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa

Keempat, di dalam mengundang janganlah hanya orang-orang yang kaya saja, tetapi orang miskin juga diundang. Orang miskin adalah bagian dari masyarakat dan bagian dari masyarakat Muslim juga. Karena itu, mereka harus dihormati pula. Dalam hal ini Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :

شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الوَلِيْمَةِ يُدْعَى لَها الأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الفُقَرَاءُ

Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan (HR. Bukhari Muslim)

Itulah beberapa bentuk melayani tamu sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan melayani tamu dengan baik, kebaikan kita akan tersebar ke orang lain sehingga menjadikan hidup yang berkah dan bahagia.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Tamu Pintu Kebaikanmu

0 komentar:

Post a Comment