Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, Fiqih, Hukum, Dakwah, Komunikasi, Sosial, Sains, Trending Topic

Saturday 12 November 2016

Ucapan Bela Sungkawa Islam (Ta’ziyah)

Ucapan Bela Sungkawa Islam (Ta’ziyah)

Ucapan bela sungkawa menurut islam dinamakan ta’ziyah, artinya menghibur orang yang sedang tertimpa kesusahan, karena kematian salah satu dari sanak keluarganya, dengan cara memberi nasihat dan menggembirakannya. Memberikan kabar tentang pahala-pahala yang akan diterima oleh si mayit dan siapa saja yang dapat bersabar hati dalam menerima musibah (cobaan) dari Allah swt. Serta mendo’akan yang baik kepada mayit maupun ahli warisnya.

Ta’ziyah itu hukumnya Sunnah, pahalanya tidak kecil, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

(IBNUMAJAH - 1591) : Telah menceritakan kepada kami Amru bin Rafi' ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ashim dari Muhammad bin Suqah dari Ibrahim dari Al Aswad dari Abdullah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berta'ziah kepada orang yang tertimpa musibah, maka dia akan mendapatkan sebagaimana pahalanya. "



 
Sebaiknya ta’ziyah itu dilakukan sebelum jenazah dikuburkan, sekalipun boleh berta’ziyah sesudah jeazah dikuburkan selama tiga hari.

Namun apabila ada halangan sehingga tidak dapat melaksanakan ta’ziyah pada waktu yang diutamakan itu, maka boleh dan baik saja berta’ziyah pada hari berikutnya setelah longgar.

Dengan begitu meskipun jenazah telah dimakamkan beberapa hari yang lalu, masih tetap disogyakan berta’ziyah kepada sanak keluarganya atau ahli warisnya.

Adab Tata Cara Berta’ziyah

Oleh karena itu, bagi orang yang hendak ta’ziyah supaya menetapi dan melaksanakan adab tata caranya sebagai berikut :

1. Setelah bertemu dengan ahli waris mayyit sampaikan do’a seperti ini :

اَعظَمَ اللهُ اَجرَكَ وَاَحسَنَ عَزَءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّكَ

A’dhamallaahu ajraka wa ahsana ‘azaa-aka wa ghafara limayyitika

Semoga Allah swt. mengagungkan pahalamu dan membaguskan kesabaranmu dan memberi ampun kepada mayyitmu (keluarga yang meninggal).

2. Ketika berbicara jangan sekali-kali mengadakan atau mengeluarkan pembicaraan yang dapat menambah kesusahan bagi ahli waris si mayyit.

3. Usahakan dengan berbagai macam cara yang Allah ridhoi agar ahli waris mayyit dapat bertabah hatinya menahan kesusahan akibat daripada kematian sanak keluarganya, tidak goncang iman dan tauhidnya kepada Allah swt. Karena musibah yang menimpanya.

4. Batasi pembicaraan sewaktu berta’ziyah dengan yang patut dan perlu terutama sekali-kali jangan sampai terjadi sanda gurau dengan mengeluarkan ketawa terbahak-bahak.

5. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan suasana berkabung, seperti permainan kartu (judi), bermain game, dan lain sebagainya. Akan tetapi memperbanyak amalan yang Allah ridhai, serta banyak mendo’akan sang mayyit.

6. Ikutilah upacra menshalati mayyit, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits sebagai berikut :


و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَعُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ الْعَمِّيُّ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ حُسَيْنٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ قَالَ
قَالَ سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ لَقَدْ كُنْتُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُلَامًا فَكُنْتُ أَحْفَظُ عَنْهُ فَمَا يَمْنَعُنِي مِنْ الْقَوْلِ إِلَّا أَنَّ هَا هُنَا رِجَالًا هُمْ أَسَنُّ مِنِّي وَقَدْ صَلَّيْتُ وَرَاءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ مَاتَتْ فِي نِفَاسِهَا فَقَامَ عَلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ وَسَطَهَا
وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ

(MUSLIM - 1603) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Uqbah bin Mukram Al Ammi keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Husain dari Abdullah bin Buraidah ia berkata, Samurah bin Jundub berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku masih kecil, dan saya telah menghafal (beberapa hadits) dari beliau, maka tidak ada yang menghalangiku untuk berbicara kecuali karena di sini terdapat orang-orang yang usia mereka lebih tua dariku. Dan sungguh, saya pernah shalat (jenazah) di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menshalatkan jenazah seorang wanita yang meninggal dunia ketika masa nifas (setelah melahirkan). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri (Shalat jenazah) di sebelah tengah-tengah badannya." Dalam riwayat Ibnul Mutsanna, ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Buraidah, ia berkata; "Maka beliau pun berdiri tepat di tengahnya untuk menshalatkannya."

7. Sempurnakan dengan mengantarkan jenazah ke liang lahatnya, dengan begitu sempurnalah amal kebaikan mengenai kewajiban seorang muslim yang hidup terhadap jenazah.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ucapan Bela Sungkawa Islam (Ta’ziyah)

0 komentar:

Post a Comment