Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, Fiqih, Hukum, Dakwah, Komunikasi, Sosial, Sains, Trending Topic

Saturday 5 November 2016

Cabang Iman

Cabang Iman - Sebagai orang yang beriman, sudah semestinya kita mengetahui bahwa iman itu memiliki cabang. Kalau kita ibaratkan iman itu sebagai pohon yang besar dengan ranting-ranting yang bercabang. Setiap cabang dari iman, merupakan perkara mulia yang semestinya dicari dan dimiliki oleh setiap Muslim demi kesempurnaan imannya.


cabang iman
Cabang Iman

Mengenai cabang iman ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberi informasi melalui haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُعْفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kamii Sulaiiman bin Bilall dari Abdullaah bin Dinar dari Abu Shaliih dari Abuu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memilikii lebih dari enam puluh cabbang, dan malu adalah bagian dari iiman".

Informasi lain dari Rasulullah melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :


حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jariir dari Suhaill dari Abdullaah bin Dinar dari Abu Shaalih dari Abuu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iiman itu ada tujjuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembillan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman."

Dari informasi yang Rasul berikan melalui hadits tersebut bisa kita simpulkan bahwa iman memiliki lebih dari 60 cabang, dimana mengucapkan laa ilaaha illallaah, menyingkirkan sesuatu yang mengganggu jalan, serta memiliki rasa malu merupakan salah satu cabang dari iman. Imam Ibnu Hibban menjelaskan hadits tersebut, bahwa cabang iman itu ada 69. Beliau berusaha merinci cabang-cabang itu sebagai berikut :

Pertama,  perbuatan hati yang terdiri dari 24 cabang keimanan. Di antaranya yaitu iman kepada dzat, sifat, keesaan dan kekekalan Allah; iman kepada malaikat; kitab-kitab; Rasul; qadha dan qadar; hari akhir; alam kubur; hari kebangkitan; dikumpulkannya semua orang di padang mahsyar; hari perhitungan; perhitungan pahala dan dosa; serta keimanan kepada surga dan neraka.

Kemudian kecintaan kepada Allah, kecintaan kepada sesama, kecintaan kepada Nabi, keyakinan akan kebesaran-Nya, shalawat kepada Nabi dan melaksanakan sunnah. Kemudian keikhlasan yang mencakup meninggalkan riba dan kemunafikan, taubat, rasa takut, harapan, syukur, amanah, sabar, ridha terhadap qadha, tawakal, rahmah, kerendahan hati, meninggalkan kesombongan, iri, dengki, dan amarah.

Kedua, perbuatan lisan yang terdiri dari 7 cabang keimanan. Di antaranya yaitu melafalkan tauhid, membaca Al-Qur'an, mempelajari ilmu, do'a, dzikir, istigfar, dan menjauhi perkataan yang tidak bermanfaat.

Ketiga, perbuatan jasmani yang terdiri dari 38 cabang keimanan.

Terkait dengan badan, ada 15 cabang, yaitu bersuci dan menjauhi dari hal yang najis, menutup aurat, shalat wajib dan shalat sunnah, zakat, membebaskan budak, dermawan, puasa wajib dan sunnah, haji dan umrah, thawaf, iktikaf, mencari lailatul qadar, mempertahankan agama seperti hijrah dari daerah syirik, melaksanakan nazar, dan melaksanakan kafarat.

Terkait dengan orang lain, ada 6 cabang, yaitu iffah (menjaga kesucian diri) dengan menikah, menunaikan hak anak dan keluarga, berbakti kepada orang tua, mendidik anak, silaturrahmi, taat kepada pemimpin dan lembut kepada pembantu.

Adapun terkait kemaslahatan umum, ada 17 cabang, yaitu berlaku adil dalam memimpin, mengikuti kelompok mayoritas, taat kepada pemimpin, mengadakan islah seperti memerangi para pembangkang agama, membantu dalam kebaikan seperti amar ma'ruf nahi munkar, melaksanakan hukum Allah, jihad, amanah dalam denda dan hutang, serta melaksanakan kewajiban hidup bertetangga.

Kemudian menjaga perangai budi pekerti yang baik dalam berinteraksi dengan sesama seperti mengumpulkan harta di jalan yang halal, menginfakan sebagian hartanya, menjauhi foya-foya dan menghamburkan harta, menjawab salam, mendo'akan orang yang bersin, tidak menyakiti orang lain, serius dan tidak suka main-main, serta menyingkirkan duri di jalan.

Itulah uraian mengenai cabang iman menurut Ibnu Hibban. Sudah semestinya kita sebagai ummat Muslim untuk sedikit demi sedikit melaksanakan dan mendawamkan cabang-cabang iman tersebut. Tujuannya tidak lain untuk menjaga keimanan dan menggapai keimanan yang sempurna. Iman yang sempurna tentu akan akan membawa kebahagiaan bagi kehidupan.





Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Cabang Iman

0 komentar:

Post a Comment